Radar MFA NoD Revolution from Simple_Ethnic
Kalau dulu Simple_Ethnic sekarang berubah menjdai Radar MFA NoD.
Ketika Oki Setiana Dewi Mengundang Siswa Memakai Jilbab
Untuk kesempatan kedua, Oki Setiana Dewi, disajikan antara Universitas Muhammdiyah Malang (UMM) siswa. Pada awalnya dia datang ke UMM ia mempromosikan filmnya.
36 Meter Indonesian Phinisi (versi Radar MFA NoD)
Clarification... Is this the well known Indonesian phinisi Silolona of SEA Yachting and Phuket King's Cup renown...? Yes it is..!
Tari Saman Murid SMAK Ricci Pukau Penonton
Sebanyak dua puluh tiga siswa–siswi kelas satu SMA, dengan pakaian khas, duduk bersimpuh di atas panggung. Dengan serempak mereka melakukan gerakan tepuk tangan, tepuk dada, paha dengan tangan kanan dan kiri, berganti-gantian sambil mendedangkan lagu berbahasa Arab dan Aceh. Penampilan ini memukau para penonton.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Senin, 09 April 2012
Dell Aspac Jinakkan Comfort Mobile BSC
Atasi Tekanan, CLS Bekap Stadium
Memasuki laga, Stadium langsung agresif. Penetrasi, tembakan dua angka, maupun tembakan jarak jauh menghujani ring CLS Knights. Point guard Anton Sujarwo yang bermain penuh di kuarter pertama bahkan berhasil mencetak delapan poin. Enam di antaranya hasil dua kali tembakan tiga angka.
Agresif dalam menyerang, Stadium tidak berhasil mengimbanginya dengan pertahanan yang kuat. Transisi offense-defense Stadium kerap kalah oleh permainan cepat CLS Knights. Tim Surabaya tersebut mencuri keunggulan di kuarter pertama dengan skor 20-18.
CLS Knights berhasil melanjutkan permainan apiknya di kuarter kedua. CLS Knights bahkan semakin beruntung dengan memburuknya kualitas serangan Stadium. Hanya Merio Ferdiyansyah yang cukup produktif dengan tambahan enam angka. CLS Knights melaju meninggalkan Stadium di kuarter kedua 24-13.
Laga berjalan ketat di kuarter ketiga. Penetrasi dan gerakan lincah Merio mampu membuat pertahanan CLS Knights sedikit kehilangan koordinasi. Unggul 17-6 di kuarter ketiga, Stadium mendekat dan hanya tertinggal dua poin dari CLS Knights.
Sebuah steal dari Merio yang berlanjut kepada sebuah assist kepada Tri Wicaksono berhasil menyamakan kedudukan pada posisi 50 sama di awal kuarter penutup.
Namun setelah menyamakan kedudukan, Stadium tidak berhasil membangun pertahanan yang baik. Wijaya Saputra berhasil memasukan dua kali lay-up dari sisi kiri, serta sebuah tembakan tiga angka dari kanan. Dua tambahan poin dari Tony Agus membawa CLS Knights kembali meninggalkan Stadium 9-0.
Tertinggal dengan selisih cukup lebar, Stadium kesulitan mengejar. Tony Agus menjadi pencetak angka terbanyak bagi CLS Knights dengan 16 angka di susul oleh Wijaya dengan 15. Pada kubu Stadium, Merio produktif dengan 20 poin. CLS Knights berhasil mengatasi tekanan Stadium dengan kemenangan 73-65. (madina/fani/anang)
NSH GMC Riau VS Satria Muda Britama Jakarta

Satria Muda Akhiri Musim dengan Manis
Hanya Satu di Tiap 87 Kilometer Persegi
Bandingkan dengan Kota Kediri yang hanya seluas 63,40 kilometer persegi dengan tiga kecamatan. Minimarket berjaringan nasionalnya -Indomaret dan Alfamart- mencapai puluhan. Data pada 2011 menyebutkan 27 minimarket, tapi jumlah itu dipastikan sudah bertambah lagi.
Sebuah perbandingan yang sangat mencolok. Jika di Kabupaten Kediri rata-rata hanya ada satu minimarket setiap 87 kilometer persegi wilayahnya, di Kota Kediri malah jauh lebih banyak lagi. Yaitu, rata-rata satu minimarket (Indomaret dan Alfamart) di setiap dua kilometer persegi wilayahnya.
Taka hanya mengepung pasar tradisional besar, minimarket berjaringan nasional di Kota Kediri itu bahkan menyerbu pasar-pasar kecil bahkan perkampungan. Sementara, menurut pantauan kami, di Kabupaten Kediri hanya ada empat pasar tradisional besar yang ditempeli jaringan Indomaret dan Alfamart tersebut. Yaitu Pasar Wates, Pasar Kandangan, Pasar Gurah, dan Pasar Pamenang, Pare.
Ini bukan karena wilayah Kabupaten Kediri tidak diminati oleh investor dua minimarket berjaringan nasional tersebut. Akan tetapi, karena memang ada pemihakan dari pemkab terhadap para pedagang lokalnya. (madina/fani/anang)