Jumat, 13 April 2012

Gempa 17 Kali Hantam Aceh


JAKARTA-Sebanyak 17 kali gempa menerjang kawasan perairan sebelah barat Aceh sepanjang sore hingga petang kemarin. Kekuatan gempa bervariasi dan tertinggi berada pada angka 8,5 skala reichter. Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebut, dari 17 gempa itu dua dua antaranya terdeteksi berpotensi menimbulkan tsunami.
Dalam pantauan BNPB, tsunami memang terjadi di tiga titik berbeda dengan ketinggian relatif rendah. Masyarakat di kawasan pesisir juga dibuat panik. ''Gempa pertama terjadi pada pukul 15.38 waktu Indonesia bagian barat dengan kekuatan 8,5 skala reichter. Selanjutnya, terjadi gempa susulan dengan kekuatan berbeda-beda. Total ada 14 kali gempa yang terjadi, sembilan di antaranya sudah terekam dalam pantauan kami dan sisanya masih dalam proses pemutakhiran,'' terang Sutopo dalam jumpa pers mendadak tadi malam.
Belasan gempa itu memantik terjadinya tsunami kecil di Sabang dengan ketinggian 20 cm, Meulaboh 80 cm, dan Nias dengan ketinggian 60 cm.Sutopo menyebut dari Bakosurtanal terakhir menyebut terjadi pasang surut tsunami di kawasan Lahewa di Nias Utara dengan ketinggian satu meter dan di Meulaboh setinggi 1,02 meter.
''Ada sedikit perbedaan data memang,'' katanya. Tsunami yang terjadi pasca gempa kali ini terjadi relatif kecil dikarenakan beberapa faktor. Titik pusat gempa dan jenis gempa menjadi dua sebab mengapa tsunami yang ditimbulkan tidak sampai sedahsyat yang dibayangkan sebelumnya.
Menurut Sutopo, mekanisme gempa kali ini adalah sesar geser atau pergeseran lempeng tektonik secara horizontal. Gempa kali ini bukan termasuk sesar naik atau megathrust yang biasanya menimbulkan tsunami besar. Selain itu, lokasi gempa juga terjadi di luar daerah pertemuan lempeng. ''Berdasarkan data dari para pakar AIFDR dan ITB kepada BNPB, mekanisme gempa adalah sesar geser dan bukan sesar naik.Gempa ke dua berkekuatan 8,8 skala reichter terjadi di lempeng Indo Australia, makin ke barat hingga dampak tsunami makin kecil,'' katanya. Gempa jenis megathrust terjadi pada 2004 silam dan menyebabkan tsunami raksasa yang meluluhlantakan Aceh dan sekitarnya.
Titik pusat gempa berkekuatan 8,5 skala reichter pada pukul 15.38 kemarin terkadi di 346 kilometer barat daya Simeuleu, Aceh. Titik gempa berada pada kedalaman 10 kilometer di bawah permukaan laut dan berada pada koordinat 2.31 lintang utara 92.67 bujur timur. Gempa pertama ini diikuti oleh lima gempa susulan. Gempa besar berkekuatan 8,8 skala reichter berikutnya terjadi pada pukul 17.43 di 483 kilometer Barat Daya Simeuleu dan diikuti 11 kali gempa susulan.
Untuk memastikan dampak gempa, Sutopo menyebut BNPB telah mengirimkan tiga tim sejak petang kemarin. ''Sudah ada tiga tim yang berangkat ,'' kata Sutopo. Tim pertama menuju Simeuleu terdiri dari delapan orang yang dipimpun oleh Kepala BNPB Syamsul Maarif bersama perwakilan dari Kemenkes, Kemensos, Basarnas dan Kemeterian Pekerjaan Umum. Tim selanjutnya menuju Padang. Tim terakhir diberangkatkan menuju Bengkulu. Tiga tim tersebut telah bertolak menuju lokasi pada 18.30 dari Halim Perdana Kusuma.
"Satuan Reaksi Cepat Penanggulanan Bencana dari TNI dan kementerian berjumlah 500 personel sudah disiapkan di Halim. TNI juga siap digerakkan,'' katanya. Sutopo menambahkan, sistem peringatan dini tsunami saat gempa kemarin berjalan dengan baik. Masjid dan Gereja ikut menyampaikan informasi potensi tsunami. Dari laporan yang masuk ke BNPB, hingga pukul 22.00 semalam belum dilaporkan adanya korban jiwa. Empat orang dilaporkan mengalami luka ringan di Simeulue.
Sebelumnya, Pusat Peringatan Tsunami Pasifik melansir peringatan dini potensi terjadinya tsunami kepada 28 negara di Pasifik. Selain Indonesia, beberapa negara lain yang juga masuk dalam pringatan dini Pusat Tsunami Pasufik adalah India, Australia, Sri Lanka, Singapura, Myanmar, Thailand, Maldives, Inggris, Malaysia, Mauritius, Reunion, Seychelles, Oman, Pakistan, Somalia, Madagaskar, Iran, Uni Emirat Arab, Yaman, Comores, Mozambique, Kenya, Tanzania, Crozet Islands, Bangladesh, Kerguelen Islands dan Afrika. (Fani/Madina)

0 komentar:

Posting Komentar